Siapa yang tidak mengenal Soekarno? Ya, presiden pertama Republik Indonesia ini adalah Bapak bangsa Indonesia atau sering disebut sebagai "The Founding Fathers". Namanya begitu terkenal sehingga sering digunakan sebagai nama bangunan, jalan, dan monumen. Sukarno atau Soekarno adalah ejaan umum dari nama presiden pertama negara ini. Manakah dari kedua nama tersebut yang benar?
Nama Sukarno biasanya ditulis sebagai Soekarno untuk waktu yang cukup lama dalam buku-buku sejarah Indonesia. Foto-foto dari masa lalu yang menunjukkan tanda tangan Soekarno dengan huruf oe dieja sebagai u mungkin telah memainkan peran dalam hal ini.
Menurut sejarawan Rushdy Hoesein dalam wawancaranya dengan Merdeka.com pada Jumat (21/01/2022), mengatakan bahwa tanda tangan Bung Karno dengan ejaan S-O-E dapat terlihat dengan jelas dalam naskah teks proklamasi.
Sejumlah penulis asing rata-rata juga menulis biografi tentang Sukarno dengan menggunakan nama ejaan lama dalam menulis nama Sukarno menjadi Soekarno. Lambert Giebels adalah salah satu contohnya. Buku sejarawan Belanda ini diberi judul Soekarno: Nederlandsch onderdaan Een biografie 1901-1950 (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Grasindo sebagai Soekarno: Biografi 1901-1950).
Mungkin hanya Cindy Adams, di antara semua penulis terkenal, yang mengeja nama Sukarno dengan benar dan menulis nama Sukarno sebagai "Sukarno" dalam bukunya yang berjudul Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia. Meskipun faktanya buku ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1965 (ketika pengaruh ejaan lama masih dominan). Namun, Cindy Adams tidak ikut mengucapkan nama Sukarno sebagai Soekarno.
Bung Karno dalam wawancara bersama Cindy Adam, menjelaskan lebih suka ditulis sebagai "Sukarno" daripada nama Soekarno. Dia menjelaskan asal-usul namanya, yang merupakan kombinasi dari istilah "Su," yang berarti "paling baik," dan "Karno," yang merupakan nama seorang pahlawan dalam dunia wayang. Oleh karena itu, nama "Sukarno" mengacu pada pahlawan yang paling baik.
"Karena itulah maka Sukarno menjadi namaku yang sebenarnya dan satu-satunya," ungkap Sukarno dalam Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (disusun oleh Cindy Adams).
Alasan dibalik tanda tangan Sukarno tetap menggunakan Soekarno
Meskipun Bung Karno mengungkapkan bahwa ejaan namanya yang benar adalah Sukarno. Bung Karno tetap menggunakan tanda tangan dengan tulisan kata Soekarno.
Hal ini karena huruf u dieja dengan huruf oe menurut ejaan Belanda karena praktik pendidikan dulu mengharuskan menggunakan ejaan Belanda. Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, Sukarno memerintahkan agar semua contoh ejaan "oe" diubah kembali menjadi "u" karena ejaan oe dianggap berbau "Belanda" atau kolonialisme. Namanya sendiri diubah dari "Soekarno" menjadi "Sukarno". Bung Karno menuliskan namanya dengan menggunakan ejaan Suwandi.
Menurut Bung Karno, tidak mudah untuk mengubah tanda tangannya yang telah berusia puluhan tahun. Bung Karno sendiri memutuskan untuk tetap menggunakan tanda tangannya dengan tetap menuliskan S-O-E dalam tanda tangannya.
Rushdy Hoesein berpendapat bahwa penggunaan ejaan nama Bung Karno yang telah direvisi dapat diterima jika bung Karno menginginkan namanya ditulis sesuai dengan ejaan baru. Penulis atau sejarawan masa kini juga dapat diterima untuk mengeja nama Sukarno sesuai dengan keinginan dari pemegang nama saat ini.
Namun demikian, nama "Soekarno" tetap harus digunakan ketika mengacu sumber-sumber sejarah seperti buku dan arsip. Baik Sukarno maupun Soekarno muncul dalam buku sejarah yang sama; ini menunjukkan bahwa kedua ejaan tersebut pernah digunakan pada suatu waktu.
Di kesempatan lain, putra proklamator Indonesia Bung Karno, Guruh Soekarnoputra, sebelumnya telah menjelaskan bahwa ejaan Bung Karno yang benar adalah "Sukarno" bukan "Soekarno". Dia mengatakan bahwa banyak orang yang salah menulis nama tersebut hingga saat ini.
Mengutip solopos.com, Guruh mengatakan hal itu pada Minggu malam (21/8/2022) saat acara Beri Aku Sepuluh Pemuda Festival 2022 di area Patung Obor Flyover Manahan Solo. “Saya ini Ketua Yayasan Bung Karno. Ada pesan Bung Karno yang penting, tapi tidak banyak masyarakat yang tahu, adalah cara menulis nama Soekarno. Orang nulis Soekarno seperti yang sekarang itu adalah salah,” ungkap Guruh.